“Sebaik-baik manusia adalah yang bisa memberikan banyak
manfaat bagi orang lain”, kiranya itulah yang
menjadi motivasi awal mau berbagi dengan orang lain meskipun berbekal
kemampuan yang pas-pasan. Sejak Covid-19 melanda negeri ini, maka aktivitas
belajar mengajar berubah dari tatap muka menjadi tatap maya. Maka ada istilah
PJJ ( pembelajaran jarak jauh) ada juga yang menyebutnya BDR ( belajar dari rumah) .
Melakukan
proses belajar mengajar dengan tidak menghadirkan siswa secara langsung memang membutuhkan tantangan ( saya tidak
akan menyebutnya hambatan untuk memberikan motivasi mencarikan solusi) .
Tantangan yang dihadapi guru terutama guru pendidikan agama Islam adalah
keterbatasan kemampuan dalam penguasaan teknologi informasi yang mendukung
proses belajar mengajar secara daring ( dalam jaringan). Tidak bisa ditutupi
bahwa sebagian dari mereka gaptek (gagap teknologi-red), termasuk saya,
he-he.
Persoalan yang muncul saat
belajar mengajar jarak jauh pertama kali adalah : bagaimana caranya agar siswa
bisa mengikuti proses belajar mengajar sesuai
dengan yang telah direncakan guru sedangkan untuk bisa menghubungkan komunikasi
yang baik dengan siswa dari rumah adalah membutuhkan perangkat teknologi dan
kemampuan mengoperasikannya.Belum lagi persoalan menguji hasil proses belajar
mengajar siswa melalui ulangan secara online yang harus dipikirkan bagaimana
cara membuatnya dan mengoreksinya. Endingnya adalah bagaimana menyajikan nilai
dalam bentuk e-raport, dan persoalan lain yang terkait kemampuan menguasai
teknologi guna memperlancar proses belajar mengajar dari rumah.
Berbagai persoalan tersebut,
mengusik saya khususnya untuk segera menemukan cara agar tidak terpuruk dalam
stigma “Aku masih seperti yang dulu” , “Apapun kurikulumnya cara mengajarnya tetap sama.” Hal yang pertama saya lakukan adalah
mengikuti webinar dan berbagai tutorial
terkait penguasaan IPTEK ( Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang membantu
mempermudah proses belajar mengajar dari rumah secara mandiri. Berbagai
tutorial banyak bertebaran di youtube, Kita tinggal pilih berdasarkan
kebutuhan. Setelah melihat tutorial langkah selanjutnya adalah praktik secara
mandiri sambil mengevaluasi kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya. Setiap
ada kendala, segera cari informasi dengan konsultasi kepada orang yang lebih
dahulu mengerti tentang permasalahan yang dihadapi kita. Dengan cara yang
demikian, alhamdulillah, walaupun tidak bisa dibilang mumpuni, setidaknya
persoalan yang dihadapi secara pribadi dalam proses belajar mengajar secara
daring bisa teratasi.
Tak perlu menunggu sempurna untuk
berbagi, inilah yang memotivasi untuk
membagi ilmu hasil "ngulik" buat orang lain terutama orang-orang yang saya kenal, baik itu
rekan kerja di sekolah atau sesama guru agama islam dalam komunitas Kelompok
Kerja Guru yang ada di wilayah Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Muncullah ide untuk kegiatan “NGAJI IT”, sebuah kegiatan belajar bersama tentang penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam
kegiatan ngaji ini peserta dibatasi karena dalam kondisi Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) sebagai dampak Covid-19., peserta juga harus mengikut
protokol kesehatan dengan memakai masker dan menjaga jarak.
Materi ngaji IT adalah materi
yang saya kuasai saja yang membantu proses belajar mengajar secara daring,
seperti bagaimana membuat video pembelajaran menggunakan power point, membuat
soal online menggunakan google form, menggunakan google classroom, cara
mengolah nilai dari spreedsheet google form, dan lainnya. Materi ini bagi
sebagian orang mungkin sudah biasa dan lumrah digunakan oleh sebagian guru,
sehingga sempat terpikir untuk apa diajarkan. Tetapi pada akhirnya saya
memutuskan untuk berbagi kepada orang yang memang belum bisa tentang materi
tersebut. Apa salahnya ? . Wal hasil setiap kegiatan Ngaji IT selalu ada saja
yang mengikuti. Alhamdulillah .
Melalui Ngaji IT ada beberapa
manfaat yang dirasakan, pertama, bahwa untuk berbagi kepada orang
lain yang membutuhkan tidak perlu menunggu sempurna. Berikan sebatas kemampuan
saja,jangan melebihi kemampuan. Kedua, memberikan sesuatu walaupun sederhana
harus pada orang yang tepat agar lebih bisa dirasakan oleh yang menerimanya.
Para peserta NGAJI IT yang belum
mengerti tentang materi yang disajikan akan lebih merasakan manfaatnya
setelah mendapatkan materi tersebut, dibandingkan orang yang telah lebih dahulu
mengerti apalagi yang lebih ngerti dari yang mengajarkan, he-he. Ketiga,
berbagi kepada orang lain tentang suatu hal yang positif memberikan semangat
untuk terus melakukan pengembangan diri agar terus belajar dan belajar guna mendapatkan
sesuatu ilmu dan pengalaman baru yang bisa dirasakan manfaatnya buat diri
sendiri dan bisa dibagikan kepada orang lain.
Suatu harapan semoga program Ngaji IT bisa terus berlanjut dan narasumbernya bisa dari sahabat yang lain yang memiliki
kemampuan dalam iPTEK dan mau berbagi agar para guru agama Islam tidak
tertinggal dalam teknologi.
Jakarta, 21 Januari 2021
Saepul Rochman, GPAI
KKGA Kec. Jatinegara Jakarta
Timur.
(Alumni belajar
menulis angkatan 9 di bawah bimbingan
Ustadz Drs. H. Ahmad Yani )
Ta
Barakallahu fiikum;)
BalasHapusLearning by doing, biar ga ilang dan lupa. Maklum udah kepala 4. he..he.he.
HapusAlhamdulillah telah lahir EDUKASI DIGITAL semoga semakin bermanfaat untuk banyak orang, tidak ada kata MENYERAH untuk meraih BERKAH di era AKB (Adaptasi Kebiasaan Baru). Semoga Allah swt senantiasa memberikan kita kesehatan, kekuatan lahir & bathin, dan kesabaran dalam menjalani musibah covid-19 ini. Insya Allah BADAI PASTI BERLALU (Pinjam Istilah Bung Crisye). SUKSES SELALU USTADZ
BalasHapusAmmiin. Sukses bersama dengan cara berbagi, saling mengisi satu sama lain untuk menutup kekurangan yang ada pada setiap orang. Semangat!
Hapus